Asian games baru saja usai. Berlokasi di Guangzhou, China, lagi-lagi memunculkan China yang kali ini berstatus sebagai tuan rumah sebagai juara. Bagaimana kiprah Indonesia di Asian Game ke 16 ini? Sayangnya, meski ada perbaikan, Indonesia masih harus cukup puas berada di luar posisi 10 besar. Dengan prestasi seperti ini, mampukah Indonesia bertahan dalam percaturan di Asia? Secara kasat mata, prestasi Indonesia di Asian Game kali ini masih saja dibawah negeri jiran.
Apa yang salah dengan prestasi Indonesia di Asian Game Guangzhou ini? Ada beberapa hal yang patut disoroti tentang prestasi atlet Indonesia yang berlaga di China kali ini, meskipun tentu saja, sorotan patut ditujukan pada pengurus organisasi di Indonesia dalam hal ini KONI. Sebagai induk organisasi olah raga di Indonesia, KONI bagaikan tidak menyadari kondisi atlet-atletnya. Bayangkan, apa jadinya prestasi Indonesia di pesta atlet di Asia ini jika atlet perahu naga kita batal dikirim? Dianggap tidak berpotensi dan hanya memboroskan biaya, atlet perahu naga membalikkan segala prediksi dan pandangan miring.
Emas di semua nomor perahu naga putra dibabat habis tanpa sisa, sementara atlet perahu naga berhasil meraih perak. Tentu saja, prestasi di atas bukan hal buruk untuk cabang yang dianggap hanya memboroskan anggaran. Pada akhirnya, cabang perahu naga memang memboroskan anggaran karena mereka berhak mendapatkan banyak bonus atas prestasi gemilang di Guangzhou. Mari kita bandingkan prestasi cabang perahu naga dengan cabang lain yang digadang-gadang sebagai lumbung emas kontingen Indonesia.
Beberapa cabang olah raga yang dianggap berpotensi menyumbang emas adalah angkat besi, karate, dan tentu saja bulu tangkis. Dari ketiga cabang yang ‘berpotensi’ itu, hanya bulu tangkis yang sukses menyumbang emas lewat ganda putra Markis Kido dan Hendra Setiawan. Dengan pola manajemen yang seperti ini, masihkah KONI berharap Indonesia bisa berprestasi di dunia internasional?
Hingga saat ini, masyarakat pecinta dunia sport Indonesia harus selalu dihadapkan pada kegagalan atlet-atlet kita dalam kolom berita olahraga di surat kabar. Sudah saatnya pengurus organisasi kita berbenah hingga berita olahraga yang terbaca adalah berita prestasi, bukan melulu kegagalan dan beragam alasan berbau pembelaan diri yang konyol dari para pengurusnya.
Asian Game ke 16 di Guangzhou, China Mampukah kita bertahan?
Diposting oleh
aprin asprillia
|
Label:
INFO
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar